Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menegaskan komitmen mereka untuk terus melaksanakan aksi demonstrasi, meski telah melakukan pertemuan dengan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg). Kepastian ini disampaikan setelah adanya klarifikasi mengenai kabar yang menyebut adanya permintaan dari pihak Istana untuk menahan aksi unjuk rasa mahasiswa.
Pernyataan BEM SI Usai Pertemuan dengan Mensesneg
Setelah agenda pertemuan dengan Mensesneg, BEM SI menekankan bahwa tidak ada intervensi atau permintaan khusus dari pihak Istana untuk membatalkan atau menunda aksi demonstrasi yang telah direncanakan sebelumnya. Melalui pernyataan resminya, BEM SI menyebut kegiatan aksi akan tetap berjalan, namun akan menyesuaikannya dengan situasi terkini demi kelancaran dan keamanan bersama.
“Tidak ada permintaan agar kami menahan aksi. Kami tetap pada niat awal dan akan menyesuaikan waktu pelaksanaan menimbang kondisi yang ada,” ujar perwakilan BEM SI dalam keterangannya.
Misi dan Tujuan Aksi Demonstrasi
Adapun demonstrasi yang direncanakan BEM SI berkaitan dengan berbagai isu nasional, terutama yang bersinggungan dengan kepentingan mahasiswa dan masyarakat. BEM SI menyebut aspirasi mahasiswa akan terus mereka suarakan tanpa adanya tekanan dari pihak manapun. Mereka berkomitmen untuk tetap menjaga semangat demokrasi melalui aksi yang tertib dan bertanggung jawab.
Asas Keterbukaan dan Transparansi
BEM SI juga menegaskan pentingnya keterbukaan dalam komunikasi antara mahasiswa dan pemerintah. Menurut mereka, forum dialog seperti yang sudah dilakukan dengan Mensesneg menjadi salah satu wujud upaya menjembatani aspirasi mahasiswa kepada otoritas negara. Namun demikian, BEM SI menekankan bahwa ruang dialog tidak akan menggantikan atau mengurangi hak mahasiswa untuk menyampaikan pendapat melalui aksi di ruang publik jika diperlukan.
Sikap Istana dan Kewenangan Aksi
Pihak Istana menegaskan bahwa mereka tidak mengeluarkan permintaan khusus kepada mahasiswa untuk menahan aksi demonstrasi tersebut. Hal ini sejalan dengan prinsip kebebasan berekspresi yang dijamin konstitusi. Baik pemerintah maupun mahasiswa sepakat menjaga iklim demokrasi yang sehat dengan saling menghormati koridor hukum dan ketertiban dalam pelaksanaan aksi di kemudian hari.
“Aksi menjadi hak sivitas akademika dan masyarakat, sepanjang dilakukan dengan damai serta sesuai prosedur hukum yang berlaku,” ujar pejabat terkait.
Pelaksanaan Aksi Menunggu Situasi Kondusif
BEM SI menekankan bahwa waktu pelaksanaan aksi akan disesuaikan dengan situasi yang kondusif. Mereka tidak ingin agenda penyampaian aspirasi malah menimbulkan konflik atau kericuhan. Keamanan peserta aksi, masyarakat, serta aparat menjadi prioritas dalam pengambilan keputusan terkait waktu demonstrasi. Koordinasi internal di kalangan mahasiswa juga terus dilakukan untuk memastikan aksi berjalan aman dan tertib.
Kesiapan dan Proses Konsolidasi
BEM SI kini tengah melakukan konsolidasi internal dan koordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan kesiapan teknis dan substansial pelaksanaan demonstrasi. Proses ini melibatkan diskusi intensif guna menentukan metode penyampaian aspirasi yang efektif namun tetap mengedepankan keselamatan bersama.
Penegasan Hak Demokrasi Mahasiswa
Dalam sejumlah pernyataan, BEM SI mengingatkan hak mahasiswa untuk menyampaikan pendapat di muka umum merupakan bagian tak terpisahkan dari demokrasi Indonesia. Hak tersebut tetap dijaga selama pelaksanaan aksi tidak mengganggu stabilitas dan keamanan nasional. Mahasiswa juga berkomitmen menjaga etika dalam setiap aksi yang digelar.
- Misi menjaga ruang demokrasi tetap hidup.
- Komitmen menjaga ketertiban dalam aksi.
- Konsolidasi internal menjadi kunci suksesnya agenda demonstrasi.
Respons Berbagai Pihak Terkait Isu Demonstrasi
Berbagai elemen masyarakat turut menyoroti aspirasi yang disampaikan mahasiswa. Beragam tanggapan dan dukungan diberikan, baik dari insan akademis, lembaga non-pemerintah, maupun masyarakat luas. Mereka menilai pentingnya menjaga ruang komunikasi terbuka antara mahasiswa dan pemerintah tanpa saling menekan ataupun menghalangi.
Pentingnya Dialog sebagai Sarana Penyelesaian Masalah
Dialog dan transparansi disebut-sebut sebagai dua aspek penting yang harus diutamakan oleh kedua belah pihak. Keberadaan ruang diskusi diharapkan dapat menjembatani perbedaan dan meminimalkan potensi konflik terbuka di lapangan. Meski demikian, hak mahasiswa untuk turun ke jalan menjadi penyeimbang sekaligus kontrol sosial terhadap kebijakan negara.
Kesimpulan: Aksi Tetap Digelar, Dialog Tetap Terbuka
BEM SI memastikan bahwa agenda demonstrasi tetap berada dalam rencana, dengan penyesuaian waktu pelaksanaan sesuai perkembangan situasi di lapangan. Setelah bertemu dengan pihak Istana, mereka tegaskan tidak ada permintaan menahan aksi. Ruang dialog tetap terbuka, namun itu tidak menutup kemungkinan mahasiswa tetap menyampaikan aspirasi secara langsung lewat aksi di ruang publik sebagai bagian dari kehidupan demokrasi di Indonesia.